Kontur dan Representasinya

Beberapa pemrosesan citra mengacu pada citra biner. Sebagai contoh, dengan menggunakan citra biner, perbandingan panjang dan lebar objek dapat diperoleh. Di depan juga telah dibahas aplikasi citra biner pada morfologi. Namun, tentu saja masih banyak operasi lain yang memanfaatkan citra biner. Beberapa contoh diulas dalam bab ini.
Representasi Bentuk
Fitur suatu objek merupakan karakteristik yang melekat pada objek. Fitur bentuk merupakan suatu fitur yang diperoleh melalui bentuk objek dan dapat dinyatakan melalui kontur, area, dan transformasi, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 8.1. Fitur bentuk biasa digunakan untuk kepentingan identifikasi objek. Sebagai contoh, rasio kebulatan dipakai sebagai salah satu fitur pada identifikasi tanaman (Wu, dkk., 2007) dan Polar Fourier Transform (PFT) dapat dipakai untuk identifikasi daun (Kadir, dkk., 2011).
screenshot_98
Ekstraksi Tepi Objek
Tepi objek pada citra biner dapat diperoleh melalui algoritma yang dibahas oleh Davis (1990). Pemrosesan dilakukan dengan menggunakan 8-ketetanggaan. Sebagai penjelas, lihatlah Gambar 8.2. Piksel P  mempuyai 8 tetangga yang dinyatakan dengan P0 hingga P7. Adapun algoritma tertuang pada Algoritma 8.1.
screenshot_99
Gambar 8.2 Piksel dan 8 piksel tetangga
screenshot_100
Mengikuti Kontur
                 Mengikuti kontur (contour following) merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan tepi objek. Terkait dengan hal itu, terdapat istilah kontur eksternal dan kontur internal. Gambar 8.3 memberikan ilustrasi tentang perbedaan kedua jenis kontur tersebut. Terlihat bahwa piksel yang menjadi bagian kontur eksternal (ditandai dengan huruf E) terletak di luar objek, sedangkan piksel yang menjadi bagian kontur internal terletak di dalam objek itu sendiri.
screenshot_102
Gambar 8.3 Kontur eksternal dan kontur internal
                  Proses untuk mendapatkan titik awal (yaitu (3,1)) dilakukan dengan melakukan pemindaian seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 8.4.  Setelah  titik awal ditemukan, penelusuran dilakukan seperti terlihat pada Gambar 8.4(b). Penelusuran kontur berakhir setelah bertemu kembali dengan titik awal.
screenshot_103
Gambar 8.4 Proses penelusuran kontur
Kontur Internal
                      Salah satu cara untuk mendapatkan kontur internal yang telah diurutkan menurut letak piksel, yaitu dengan memanfaatkan algoritma pelacakan kontur Moore. Algoritma ini antara lain digunakan pada peta topografik digital (Pradha, dkk., 2010).
screenshot_104
                 Algoritma di atas akan membuat indeks pertama dan indeks terakhir pada kontur berisi nilai yang sama yaitu b0. Jika dikehendaki untuk tidak menyertakan nilai yang sama pada bagian akhir larik kontur, elemen tersebut tinggal diabaikan saja.
Rantai Kode
                Rantai kode (code chain) merupakan contoh representasi kontur yang mula-mula diperkenalkan oleh Freeman pada tahun 1961. Representasi bentuk dilakukan dengan menggunakan pendekatan 8-ketetanggan. Kode rantai setiap tetangga piksel dinyatakan dengan sebuah angka sebagaimana terlihat pada Gambar 8.5.
screenshot_105
Gambar 8.9 Arah rantai kode beserta kodenya
                     Untuk mempermudah perolehan kode rantai piksel yang menjadi tetangga suatu piksel, perlu pembuatan indeks yang dapat dihitung melalui rumus berikut:
𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 = 3 ∆𝑦+ ∆𝑥 +5      (8.1)
Dalam hal ini, ∆𝑥 menyatakan selisih nilai kolom dua piksel yang bertetangga dan ∆𝑦  menyatakan selisih nilai baris  dua piksel yang bertetangga. Hubungan kode rantai dan indeks pada Persamaan 8.1 tersaji pada Tabel 8.2.
Tabel 8.2 Indeks dan kode rantai dua piksel yang bertetangga
screenshot_106

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Operasi-operasi Dasar Pengolahan Citra Digital

Struktur Data untuk Citra Digital

Pemampatan Citra